Tuesday, May 22, 2012

Pelajaran Kelima

Pelajaran Kelima : LEBAH


Kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu  tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)” Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi  orang yang berpikir (QS An Nahl 16:69)
Anakku
Dalam perjalanan umrah bulan Juli tahun 2006  , Alhamdulillah ibu dan ayah  diberi kesempatan untuk naik ke Jabal Nur  dimana disana terdapat sebuah Gua yang sangat bersejarah bagi umat Islam yaitu Gua Hira’. Disanalah awal sebuah peradaban Islam dibawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dimulai. Tanggal 17 Ramadhan surat pertama yang diturunkan kepada Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril memerintahkan kepada manusia agung itu untuk membaca. Iqra’ Muhammad. Apa yang harus saya baca kata beliau.:

Bacalah dengan(menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia  dari segumpal darah . Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS 96: 1-5).
 
Sungguh sangat indah sekali kalimat itu. Bagi orang yang merenungkan percakapan itu akan mempunyai dampak yang luar biasa, karena Allah sebetulnya yang akan mengajarkan sesuatu yang tidak kita ketahui kepada kita melalui perantaraan kalam. Guru yang Maha Guru Yang Awal itu adalah Allah SWT. Allah yang mengajarkan kita pendai bebicara, pandai mendengar.  Yang mengajarkan burung untuk mencari makan walaupun tidak punya kantor. Dan mengajarka seluruh fauna cara berkembang biak dan bertahan hidup , begitu juga flora  . Mengajarkan jagad raya mengatur keseimbangan. Dan itu disampaikan secara indah dalam beberapa  ayat ayat Al Quran yang menjadi pedoman bagi seluruh jagad raya. Hanya orang yang diberi petunjuk yang bias memahami fenomena ini. Kita terus berdoa agar kita selalu dibimbing untuk memahami ayat-ayatNya. Itulah salah satu kedahsyatan  Surat Al ‘Alaq diatas  dan itu hanya sebagian kecil saja yang kita pahami dari ayat tersebut. Allah Maha Tahu atas segala sesuatu dan manusia hanya tahu sedikit sekali.
                Kembali ke Jabal Nur dan Gua Hira . Ada kurang lebih 40 orang rombongan peserta umrah yang berusaha untuk dapat naik ke Gua Hira.  Dalam perjalanan naik ke Gua Hira, Ibu berada di belakang  seorang pemuda yang bernama Nur Fadhli. Persis di logo seragam umrah (logo itu terpasang di bagian pundak)  yang dipakai oleh  Nur Fadhli hinggaplah seekor lebah. Secara sepintas kejadian itu tidak akan begitu jelas, karena warna lebah itu sama dengan warna logo baju yang dipakai pemuda tersebut (kuning, hitam dan putih).
Kejadian ini sederhana, tetapi  menjadi tidak sederhana setelah direnungkan lebih dalam.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS 96: 1,5) 

 Begitu universalnya ayat-ayat Al Quran, sehingga dia akan menghampiri semua orang untuk membenarkan ayat-ayat yang terkandung di dalamnya pada saat dimanapun dalam suasana apapun. Akan tetapi kejadian kejadian tersebut sering menjadi luput dari perhatian kita, karena kita anggap kejadian tersebut adalah sebuah kebetulan dan tanpa campur tangan dari Allah SWT.  Padahal setiap kejadian adalah seizin Allah dan kita harus berusaha untuk memetik hikmah dari setiap kejadian.

Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah,’Buatlah sarang di gunung-gunung , di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang di bikin manusia (QS An Nahl 16:68)

Perjalanan menuju Gua Hira’ menjadi sangat luar biasa setidaknya itu yang Ibu rasakan, tentu peserta yang lain juga punya pengalaman yang tidak kalah pentingnya.  Dengan memperhatikan ayat diatas begitu Allah memperlihatkan kepada Ibu kebenaran dari surat An Nahl ayat 68 tersebut, dimana di atas bukit batu sebuah gunung terttinggi di kota Mekah Allah menyuruh lebah membuat sarang, dan seakan-akan Allah memberitahu kepada kami bahwa di Jabal Nur ada seekor lebah yang sedang mengucapkan salam kepada tamu istimewanya yang sedang  menapaktilasi perjuangan Rasulullah untuk mengenal siapa sesungguhnya yang menciptakan alam semesta raya ini.  Tidak ada yang kebetulan kalau warna lebah adalah persis sama dengan logo baju koko yang dipakai Nur Fadjli. Subhanallah Allah menjelaskan kepada kita melalui seekor lebah yang melambangkan seorang mukmin haruslah membungkus dirinya dalam kehidupannya sehari-hari dengan ihsan, iman dan islam.
                 Muhammad Quraish Syihab,salah satu ahli tafsir terbaik Indonesia,  beliau mengutip salah satu sabda Rasulullah SAW,: Mukmin itu ibarat lebah, memakan yang baik dan menghasikan yang terbaik, apa bila menimpa sesuatu dia tidak merusak dan patuh kepada pemimpinnnya. Dari kalimat Rasulullah SAW tersebut kita temukan sebuah pemahaman yang luar bisasa. Lebah mengajarkann pada kita ihsan; Berbuat yang terbaik dan memberikan yang terbaik sebagai pengabdiannya kepada Allah  yang dilambangkan dengan madu= ihsan. Lebah tidak butuh banyak madu, akan tetapi dia memproduksi banyak madu, yang bermanfaat untuk manusia sebagai obat. Bahkan dalam keadaan daruratpun madu busa untuk menghindarkan  infeksi pada saat operasi seperti yang di tulis oleh Dr. Jose Rizal dalam bukunya Senja Merah di Ambon.
Lebah memberikan manfaat yang luar biasa kepada manusia dan tumbuhan. Binatang kecil itu melakukan yang terbaik yang bisa dia lakukan untuk kebahagiaan manusia. Itulah pengabdian nya kepada Allah, motto lebah itu adalah  do the best ia melakukan yang terbaik. Lebah juga mengajarkan manusia dengan banguna tempat tinggalnya bangunan segi enam , fondasi iman yang kuat, dilambangkan dengan sarang lebah yang segi enam.
.
                Tidak ada Fakultas teknik arsitektur tempat mereka kuliah . Lebah belajar di sebuah madrasah mulia yang Guru Besarnya adalah Allah SWT. Disitulah lebah belajar teknik arsitektur Subhanallah, bangunan itu adalah bangunan yang paling efisien untuk menyimpan cairan madu yang bermacam-macam warnamya dan menjadi obat untuk berbagai penyakit manusia.
Itulah lambang iman yang kokoh, akan menjadi obat bagai penyakit takut, putus asa dan penyakit-penyakit hati.   Iman semestinya  tidak akan goyah oleh apapun karena dia tahu bahwa Allah sedang melihatnya dan Allah tidak akan pernah lupa dalam menghitung apa-apa yang telah dikerjakan oleh hambaNya.
Lebah adalah lambang makhluk pekerja keras, dia tidak pernah mengenal lelah untuk selalu memproduksi madu untuk manusia dan hewan lainnya, membantu penyerbukan bunga dan tumbuhan lain dengan kaki kakinya yang yang pindah dari satu bunga ke bunga . Itu dilakukannya demi membahagaiakan manusia dan itulah pengabdianna kepada Sang Pencipta. Walaupun manusia tidak pernah mengucapkan terimakasih kepadanya, baginya cukup Allah yang mencatat bahwa dia pernah melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk umat manusia. Itulah binatang kecil lebah yang bewarna hitam, kuning dan berkaki putih, seperti warna kain kiswah Ka’bah di Mekah.  Mungkin inilah salah  Allah mengabadikan lebah di salah satu nama surat yaitu An Nahl .Wallahualam
Itulah seharusnya karakter umat Islam, bekerja keras, kreatif, tulus,dengan bermodal keyakinan, tegas dan tepat dalam bertindak, tahan menderita, mau berbagi dan memberi kepada yang membutuhkan. Tidak pernah berhenti dan selalu bekerja dan berlari karena di telapak kakinya ada semangat Siti Hajar yang berlari antara Bukit Safa dan Marwa  dan hadiahnya adalah  Zam-zam yang tidak terletak di Safa dan juga tidak  di Marwa akan tetapi terletak dekat Ka’bah. Zam-Zam tidak pernah kering dan habis sampai hari ini. Maha Suci Allah.  Itulah sebuah pelajaran yang tidak sederhana dari contoh makhluk kecil ciptaanNya. Tidak akan pernah manusia sanggup untuk mampu menjelaskan kebesaran dan keluasan ilmuNya sekalipun manusia yang paling jenius. Allah mendidik kita melalui alam ciptaanNya tanpa melalui sekolah formal yang biasa kita kenal, akan tetapi ada sekolah yang luar biasa.  Sungguh Allah Maha Besar, Maha Mengetahui dan ilmu manusia hanya sedikit sekkali. 

Katakanlah (Muhammad).” Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).” (QS Al Kahf 18:109)

No comments: